Pencernaan adalah proses perubahan fisik dan kimia yang dialami bahan pakan dalam saluran pencernaan. Perubahan tersebut berupa penghalusan pakan menjadi partikel – partikel kecil atau penguraian molekul besar menjadi molekul kecil. Proses pencernaan melibatkan tenaga mekanik, seperti mastikasi atau kontraksi otot dalam saluran pencernaan, aksi kimia ( HCl dalam abomasums dan cairan empedu dalam usus halus ) atau aktivitas enzim dari enzim – enzim yang dihasilkan dalam saluran pencernaan atau enzim – enzim dari mikroorganisme yang terdapat dalam saluran pencernaan.
Ternak kambing berbeda dengan ternak mamalia lainnya karena mempunyai lambung sejati yaitu abomasum dan lambung depan yang membesar yang mempunyai tiga ruangan yaitu reticulum, rumen, dan omasum ( Tillman et all,.1991). Rumen dan reticulum sering dipandang sebagai organ tunggal, disebut sebagai retikulorumen, yang merupakan tempat terjadinya pencernaan fermentative. Retikulum ini mendorong pakan padat dan ingesta ke dalam rumen dan mengalirkan ingesta kedalam omasum. Retikulum membantu ruminasi dimana bolus diregurgitasikan ke dalam mulut ( Arora, 1995 ). Ingesta yang telah halus didorong ke dalam rumen untuk dicerna lebih lanjut oleh mikroba. Mikroorganisme yang terdapat dalam rumen adalah bakteri, protozoa, dan fungi ( Preston and Leng,1987 ; McDonald et al. , 1995 ). Omasum merupakan bagian ketiga lambung ternak kambing yang menghubungkan retikulorumen dan abomasums. Abomasum merupakan bagian keempat yang disebut juga perut sejati ( Arora, 1995 ). Dengan demikian ternak ruminansia dapat memanfaatkan pakan berserat kasar tinggi serta mampu mengolahnya menjadi produk dengan nilai biologis tinggi ( Tillman et al. ,1991 ).
ebagian besar bahan pakan mengandung campuran nutrient yang terdiri atas protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan air. Zat – zat gizi organic ini terdapat dalam bentuk yang tidak larut sehingga harus dipecah menjadi senyawa – senyawa kecil sebelum mereka dapat masuk melalui dinding saluran pencernaan untuk kemudian diedarkan kedalam darah atau saluran limfe. Berdasarkan perubahan yang terjadi pada bahan pakan di dalam alat pencernaan, proses pencernaan ternak ruminansia dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pencernaan mekanik, hidrolik, dan fermentative. Proses pencernaan fermentative inilah yang merupakan proses khas yang terjadi dalam saluran pencernaan ruminansia yang membedakannya dengan proses pencernaan pada non ruminansia. Pencernaan fermentative yang dimaksud adalah proses perubahan senyawa – senyawa tertentu menjadi senyawa lain yang sama sekali berbeda dengan molekul zat makanannya. Proses pencernaan berupa fermentasi yang terjadi sebelum usus halus pada ternak ruminansia mendatangkan keuntungan dan kerugian ( Siregar, 1994 ). Keuntungan yang diperoleh dengan terjadinya fermentasi sebelum usus halus antara lain : produk fermentasi mudah diserap usus, dapat mencerna selulosa, dapat menggunakan non – protein nitrogen seperti urea. Kerugian yang dialami antara lain : banyak energi yang terbuang sebagai gas methan dan panas, protein bernilai hayati tinggi mengalami degradasi menjadi NH3 ( amonia ) sehingga terjadi penurunan nilai protein, ternak ruminansia peka terhadap ketosis atau keracunan asam.
Proses pencernaan fermentative ini tidak lepas dari peranan mikroba rumen. Mikroba rumen akan mencerna karbohidrat, protein, dan lemak menjadi asam lemak atsiri ( VFA ), amonia ( NH3 ), gas karbondioksida ( CO2 ) dan gas methan ( CH4 ) ( Preston and Leng, 1987 ). Amonia digunakan untuk membangun sel mikroba, VFA akan diserap langsung dalam rumen dan retrikulum untuk dimanfaatkan oleh ternak sebagai sumber energi. Gas methan dan Oksigen dikeluarkan melalui proses eruktasi.
kurang jelas penjelasannya
BalasHapusyang mana mbak yang masih kurang jelas.?
HapusSiapa tau saya masih bisa memperbaiki...
Sebelumnya makasih buat kritikan nya... :)
Mas boleh bertanya ya? Umur ideal untuk menyapih kambing / domba pada umur berapa ya? Terimakasih banyak sebelumnya.
BalasHapus